Monday, September 23, 2019

Diet ala Beyonce Dinilai Tak Sehat, Apa Sebabnya?


Ketika melihat sosok penyanyi ternama Beyonce, sulit untuk mempercayai bahwa pelantun lagu berjudul "Listen" itu telah berusia 38 tahun dan sudah memiliki tiga anak. 

Ia masih memiliki bentuk tubuh yang bagus dan energi yang sempurna untuk bernyanyi dari panggung ke panggung. 

Selama ini, kita tahu bahwa rahasia di balik itu semua adalah olahraga rutin dan pola makan ala Beyonce, yaitu diet Greenprint. 

Pola makan ini dibuat oleh pelatih pribadinya, Marco Borges. Dalam bukunya, "The Greenprint Diet: Better Body, Better World", Borges menjelaskan diet tersebut sebagai eksperimen pengubah hidup selama 22 hari. 

Pola makan ini mengharuskan kita mengkonsumsi makanan berbasis tumbuhan. Sehingga, tak hanya baik untuk pelakunya, pola makan ini juga diklaim baik untuk planet. 

Meski begitu, Borges tidak menyarankan orang yang ingin mengikuti diet ini untuk langsung menjadi vegan, melainkan mulai dengan mengkonsumsi satu makanan berbasis tumbuhan dalam satu hari dan terus bertambah setiap harinya. 

Di hari ke-22, pelaku diet Greenprint harus bisa 100 persen mengkonsumsi makanan berbasis tumbuhan. Otak membutuhkan waktu untuk membangun kebiasaan ini. 

Jika teori Borges benar, di hari ke-22 kita tidak akan lagi mendambakan makanan-makanan seperti burger keju atau steak, melainkan akan bahagia dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. 

Beyonce sudah cukup lama mengadvokasi diet ini. Menurutnya, tidak hanya bisa menurunkan berat badan secara signifikan, Greenpront juga bisa membuatnya mendapatkan banyak energi.  

Istri dari penyanyi rap Jay Z itu meyakini, Greenprint tak hanya baik untuk dirinya dan sang suami tapi juga ingin orang-orang mencobanya. 

Itulah mengapa, beberapa waktu lalu Beyonce mengajak para penggemarnya untuk menganbil tantangan 22 hari melakukan Greenprint. 

Untuk membuatnya lebih menarik, Beyonce menyertakan tiket konser gratis selama 30 tahun untuk penggemar beruntung yang mau melakukan tantangan tersebut. 


Amankah Diet Greenprint? 

Meski diet ini dianggap sebagai cara yang baik untuk menolong planet dan memberikan bentuk tubuh ideal sekaligus, sejumlah pakar menganggapnya bukan diet terbaik untuk menurunkan berat badan. 

Dalam sebuah berita di New York Post, disebutkan bahwa diet itu mengharuskan pelakunya mengkonsumsi 600 kalori atau kurang daripada yang direkomendasikan. 

Ahli gizi Lauren Cadillac menjelaskan bahwa menjalani die ketat dalam jangka waktu pendek bisa berakhir dengan kenaikan berat badan setelah pelaku diet tersebut berhenti menerapkannya. 

"Ini adalah siklus yang jahat. Diet seperti ini akan membuat tubuh kekurangan kalori sehingga metabolismenya menurun dan menahan lemak. Ini hanya untuk bertahan hidup. Menurutku tidak sehat," katanya. 

Berita yang sama juga mencatat bahwa diet tersebut mungkin tidak praktis untuk orang pada umumnya. Sebab, menjalani pola makan berbasis tumbuhan membutuhkan lebih banyak waktu untuk persiapan dariada jenis makanan lainnya. 

Kita perlu pergi membeli sayur-sayuran beberapa kali seminggu dan mempersiapkannya sebelum dikonsumsi. Tahap persiapan bisa mengambil waktu hingga 50 menit. 

Maka bagi orang-orang yang punya kesibukan padat, diet Greenprint mungkin bukan solusi terbaik.

No comments:

Post a Comment